Jumat, 25 Maret 2011

Satu Jam Selamatkan Bumi

Apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan BUMI? Ada satu langkah kecil yang bisa lakukan dan bisa kita mulai dari diri sendiri. Kita dapat turut serta mensukseskan Kampanye global untuk menekan pemanasan global yang akan dilakukan dalam bentuk gerakan mematikan lampu sejagat. Tahun ini, kampanye yang diberi nama Earth Hour 2011 ini akan dilakukan serentak diseluruh belahan bumi pada Sabtu, 26 Maret 2011.
Earth Hour adalah sebuah kampanye internasional yang diadakan setiap tahun oleh WWF (World Wide Fund for Nature/World Wildlife Fund), yaitu setiap Sabtu terakhir bulan Maret, yang tahun ini jatuh pada Sabtu, 26 Maret 2011. Untuk mensukseskan Kampanye diperlukan partisipasi dari seluruh penduduk dunia baik yang berada di rumah atau perkantoran untuk mematikan lampu yang tidak diperlukan dan peralatan listrik hanhya selama satu jam, yaitu dari pukul 20.30 – 21.30.

Tujuannya adalah untuk memunculkan kesadaran untuk menghadapi perubahan iklim. Earth Hour ini awalnya dirintis oleh WWF Australia dan Sydney Morning Herald pada tahun 2007, dan pada tahun 2008 memperoleh partisipasi dunia.
Pastikan anda tidak melewatkan kesempatan ini sebagai bukti Kepedulian terhadap BUMI. Marilah saling bahu membahu untuk memberikan perhatian kepada BUMI hanya dalam waktu satu Jam. Ingat, sabtu 26 Maret 2011, mulai pukul 20.30 – 21.30, matikan peralatan listrik yang tidak digunakan. Mari bersama-sama Selamatkan BUMI.

Selasa, 22 Maret 2011

Air Sumber Kehidupan

Air adalah Sumber Kehidupan. Kualitas Air menentukan kualitas kehidupan. Dari dulu, sekarang dan hingga masa yang akan datang, air tetap dibutuhkan dan tak dapat dipisahkan dari kehidupan ini. Air sangat diperlukan oleh makhluk hidup, baik itu manusia, hewan dan tumbuhan. Didalam tubuh manusia, air berkisar antara 50-70% dari seluruh berat badan. Kita juga memanfaatkan  air untuk berbagai macam keperluan  hidup baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk kebutuhan diluar domestik seperti industri dan perdagangan.
Begitu pentingnya air, setiap hari kita memerlukan air dalam  jumlah yang tidak sedikit, sementara kuantitas air semakin hari semakin menurun dengan semakin bertambahnya penduduk dan semakin banyak hilangnya daerah tangkapan air seperti adanya perambahan hutan. Belum lagi ditambah dengan semakin buruknya kualitas air yang diakibatkan oleh berbagai aktivitas yang menimbulkan pencemaran air yang dapat menurunkan daya dukung lingkungan terhadap kualitas air itu sendiri.

Dengan adanya Peringatan Hari Air se-dunia yang diperingati setiap tanggal 22 Maret, menjadi momentum yang tepat untuk kita agar  lebih bijak untuk menggunakan air. Hemat Air adalah langkah kecil yang bisa kita mulai dari diri sendiri untuk sebuah langkah besar mendukung ketersediaan air dimasa yang akan datang.

Minggu, 20 Maret 2011

Kerbau Rawa, Si Penghuni Danau Bangkau

Melihat Ikan atau Bebek berenang mungkin hal biasa. Tapi pernahkah sebelumnya anda membayangkan atau melihat Kerbau berenang? Pasti banyak orang mengatakan tidak. Hal ini karena Kerbau tidak memiliki sirip seperti halnya Ikan atau memiliki kaki berselaput seperti halnya Bebek.
Spesies unik ini dapat anda temukan di Kalimantan Selatan, khususnya didaerah rawa yang ada di daerah danau bangkau, HSS atau di daerah Danau Panggang, HSU. Kedua wilayah ini merupakan daerah tetangga yang dihubungkan oleh rawa. spesies ini menjadi unik karena menghabiskan sebagian besar aktivitasnya di air rawa sehingga ia dikenal dengan Kerbau Rawa.
Kerbau Rawa di dalam Air
Kerbau Rawa Si Penghuni Rawa Bangkau
Kerbau Rawa yang dalam bahasa latin Bubalus bubalis merupakan spesies unik yang hanya ada di daerah rawa di Kalimantan Selatan dan tidak dapat ditemukan dibelahan bumi lainnya. Di Kalimantan Selatan biasanya kelompok Kerbau Rawa ini dapat dijumpai di daerah Rawa Danau Bangkau (Nagara, HSS) dan di daerah Rawa Danau Panggang (HSU). Kedua daerah ini sudah terkenal hingga ke mancanegara karena keunikan yang dimiliki oleh Kerbau Rawa ini. Untuk mencapai daerah inipun kita tidak perlu repot-repot berenang, membawa pelampung apalagi membawa perahu karet, karena disekitar lokasi rawa ini tersedia taksi Kelotok (Perahu bermesin) yang siap membawa kita ke tempat tujuan. Tidak perlu waktu yang lama untuk mencapai tempat tujuan, misalnya saja untuk mencapai lokasi kerbau rawa yang ada di rawa di daerah Danau Bangkau, kita hanya perlu waktu sekitar 30 menit menyusuri sungai Nagara dari dermaga Pasar Nagara (HSS). Untuk mencapai Dermaga Nagara ini dibutuhkan waktu sekitar 3,5 jam Dari Banjarmasin atau sekitar 30 menit dari Kandangan (Ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan) melalui jalur Darat. Begitu tiba di ’mulut’ rawa, dari atas kelotok kita akan melihat hamparan rawa yang luas dengan berbagai keanekaragaman hayati. Tumbuhan Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dapat dengan mudah kita temukan disini. Berbagai spesies burung air juga terlihat asyik mencari makan. Semakin siang udara di daerah rawa terasa semakin panas karena rawa di daerah ini merupakan jenis rawa herba/rawa berumput. Rawa jenis ini didominasi oleh herba akuatik dan mempunyai badan air yang relatif terbuka. Rawa yang menjadi habitat Kerbau Rawa ini merupakan contoh rawa yang tidak berhutan. Selain di Kalimantan Selatan, Rawa jenis ini juga dapat dijumpai di Lampung, dan Sumatera Selatan (Rawa Ogan Komering). Giesen dan Sukotjo (1991) memperkirakan bahwa rawa herba yang ada di Indonesia mencapai 2 juta hektar dan terdiri dari 600 spesies tanaman herba.
Kalang Kerbau Rawa ditengah Rawa
Kalang - kalang Kerbau Rawa yang berdiri Megah ditengah Rawa Bangkau
Saat berada di tengah hamparan rawa yang luas, dari kejauhan kita akan melihat kalang (kandang) Kerbau Rawa berdiri tegak dan kokoh seperti layaknya ’perumahan elit’. Kalang-kalang ini merupakan tempat Kerbau Rawa beristirahat di malam hari. Setelah dilepas dan digiring pada pagi hari untuk mencari makan, Kerbau-kerbau rawa ini kembali digiring oleh pemiliknya ke kalang agar pada malam hari kerbau ini tidak berkeliaran di rawa. Ketika melakukan aktivitasnya di rawa, kerbau-kerbau rawa ini tidak akan berbaur dengan kerbau rawa yang bukan dari kelompoknya. Ini juga merupakan salah satu keunikan yang dimiliki oleh Kerbau Rawa, sehingga para pemilik kerbau rawa tidak perlu merasa khawatir kalau kerbau rawanya akan tersesat ke kelompok lain.
Kerbau Rawa berada di Kalangnya
Kerbau Rawa yang Berada di Area Kalang Tempat Beristirahat di Waktu Malam
Kerbau rawa (Bubalus bubalis) mempunyai ciri-ciri fisik yang perbedaannya tidak begitu mencolok dengan kerbau yang ada di daratan. Kerbau Rawa (Bubalus bubalis) mempunyai warna kulit sedikit abu-abu bercampur coklat karena setiap harinya Kerbau ini berendam di air rawa yang berlumpur. Kerbau Rawa juga mempunyai tanduk yang melingkar dan panjang, bentuk tubuhnya agak gempal, padat dan berisi. Sedangkan Kerbau biasa yang hidup di darat mempunyai tubuh yang berwarna kehitam-hitaman, tanduknya sedikit melingkar dan juga pendek. Dalam hal reproduksi, spesies kerbau rawa memiliki jarak kelahiran yang cukup panjang yaitu sekitar 2 tahun. Kerbau Rawa dewasa betina baru dapat melahirkan anak pertama pada usia 4,5 - 5 tahun, dengan lama bunting antara 330 - 340 hari.
Keunikan yang dimiliki Kerbau Rawa ini perlu mendapat perhatian kita bersama. Hal ini tentunya untuk kelangsungan hidup dan kelestarian jenisnya sehingga pada masa yang akan datang, kita tetap akan dapat melihat dan menyaksikan keunikan yang dimilikinya.